Kota Mati di Lampung Ini Dibangun dengan Dana Fantastis Rp 300 Milliar, Justru Bikin Rugi Negara? Gak Nyangka! Lahan Seluas 1,669 Ha Sia-sia?
Kota -tyler-nix/unplash-
Nasib Kota Baru di bawah kepemimpinan Gubernur Arinal Djunaidi saat ini masih mengkhawatirkan.
Proyek yang telah menelan anggaran lebih dari Rp300 miliar ini terlihat terbengkalai.
Setelah sembilan tahun sejak 2014, Kota Baru Lampung berubah menjadi "kota mati."
Hanya Kantor Gubernur Lampung yang terlihat lebih maju secara fisik, namun dalam kondisi terbengkalai dan tidak terawat.
Gedung tersebut penuh dengan kaca pecah, bagian gedung yang hilang, dan ditumbuhi tanaman liar di sekitarnya.
Gedung lainnya seperti Gedung DPRD Provinsi Lampung, balai adat, dan masjid agung hanya sebatas tiang-tiang dan atap, tanpa dinding, dan terlihat rusak parah.
Infrastruktur jalan di Kota Baru, meskipun sudah diaspal, menunjukkan tanda-tanda kerusakan, dengan aspal yang mengelupas dan lubang di beberapa tempat.
Sampah bekas minuman dan makanan berserakan di beberapa area.
Meskipun sepi, kawasan Kota Baru kerap dijadikan tempat nongkrong muda-mudi di waktu libur.
Sebagian lahan Kota Baru juga dimanfaatkan oleh warga lokal untuk bercocok tanam singkong dan padi.
Rumah Sakit Bandar Negara Husada, satu-satunya gedung yang terlihat aktif, tetap memiliki kendala akses yang jauh dari Kota Bandar Lampung dan desa sekitarnya, serta kondisi jalan yang kurang mendukung.
Kota Baru Lampung, yang semula diimpikan sebagai Ibu Kota Baru Provinsi Lampung, kini memperlihatkan realitas yang mengecewakan dengan proyek yang mangkrak dan tidak memberikan manfaat sesuai harapan.
***