Luasnya Mencapai 2.977,09 Hektar, Smelter Terbesar yang akan Dibangun di Yogyakarta ini Sudah Ada Sejak 2013, Tempatnya Bukan di Sleman Melainkan
tambangan-TheDigitalArtist/pixabay-
Namun, hanya 50 hektar yang berhasil disertifikatkan untuk tahap pertama pembangunan.
Meskipun lahan sudah tersedia, proyek tersebut tidak segera direalisasikan hingga tahun 2023.
Keterlambatan proyek ini mendapat perhatian pemerintah, bahkan sampai pada ancaman mencabut izin perusahaan jika pembangunan smelter tidak segera dimulai.
Hal ini disebabkan oleh harapan warga sekitar yang telah lama menanti proyek ini karena diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Seiring berjalannya waktu, muncul kabar bahwa perusahaan asal Rusia, Blankspace, berminat untuk membantu proyek smelter ini.
Blankspace, perusahaan berbasis tambang, menunjukkan ketertarikan pada smelter terbesar di Yogyakarta.
Proyek smelter ini direncanakan oleh PT Jogja Magasa Iron, sebuah perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Indomines Limited, perusahaan berbasis di Australia yang menguasai 70 persen saham.
Sementara 30 persen sisanya dimiliki oleh PT Jogja Magasa Mining, perusahaan lokal.
PT Jogja Magasa Iron telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk operasi produksi hingga tahun 2048.
Lahan tambang besi yang dimilikinya mencapai 2.977,09 hektar di Kulonprogo, sedangkan lahan untuk smelter terletak di Kelurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kulonprogo.
Meskipun terjadi penundaan yang cukup lama, kabar terbaru mengindikasikan bahwa proyek ini akan dimulai pada tahun 2024.
Tahap pertama pembangunan akan fokus pada smelter pengolahan bijih besi dengan kapasitas produksi sebesar 100 ribu ton.
Perkembangan selanjutnya diharapkan akan melibatkan pengembangan smelter tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 300 ribu ton, membawa harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan di Yogyakarta.
Itulah gambaran singkat mengenai perjalanan pembangunan smelter terbesar di Yogyakarta yang telah direncanakan sejak tahun 2013.***