Berdiri Sejak Tahun 1929, Terowongan Peninggalan Belanda di Riau ini Terakhir Kali Digunakan Pada Tahun 1990, Kini Jadi Ikon Sumatera Barat
terowongan-pexels/pixabuy-
Setelah Belanda pergi, terowongan ini mengalami perubahan fungsi dan akhirnya menjadi destinasi wisata yang menarik di Riau.
Meski begitu, pengunjung yang datang akan merasakan suasana mistis karena kurangnya penerangan di dalamnya.
Terdapat bunyi suara kelalawar, dinding yang lembab, dan aroma urine kelalawar yang menyengat, menciptakan pengalaman yang unik dan menegangkan.
Meskipun pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 1 setengah jam dari kota Pekanbaru untuk mencapai terowongan ini, pemandangan yang disuguhkan setelah berhasil melewati terowongan benar-benar memuaskan.