Waspada! Simak Modus Penipuan KTA yang Harus Diketahui Sebelum Ambil
Cek Daftar 200 Pinjol Ilegal Bulan Ini, Simak Tips Anti-Terjebak Biar Keuangan Tetap Oke!--
2. Gaya Rayuan Ala Telemarketing
Ketika telepon berdering, mungkin terasa wajar untuk mengangkatnya. Namun, hati-hati jika panggilan tersebut menyamar sebagai penawaran fasilitas pinjaman tanpa agunan, terutama dalam jumlah yang besar. Penipu kemungkinan besar akan mencoba mendapatkan informasi pribadimu hingga yang paling rahasia, seperti nomor rekening, PIN/password, kode OTP, dan lainnya.
Lebih baik sampaikan bahwa kamu sedang sibuk dan tutup teleponnya. Selesai, kan? Untuk lebih berjaga-jaga, instal aplikasi Truecaller yang dapat mengidentifikasi nomor pada setiap panggilan masuk. Dengan begitu, saat ada panggilan masuk, kamu dapat mengetahui siapa yang menelepon. Bahkan nomor debt collector atau spam pun dapat diidentifikasi, sehingga kamu bisa memutuskan apakah harus menjawab atau mengabaikannya.
3. Surat Elektronik dari Bank
Menerima email dari orang yang tidak dikenal mungkin sudah biasa. Namun, yang patut dicurigai adalah email yang berisi promosi atau tawaran untuk mengajukan pinjaman dengan mengklik link tertentu. Setelah diklik, kamu mungkin akan diarahkan ke situs tertentu dan diminta memberikan informasi pribadi. Bahkan, link tersebut dapat mengambil atau mencuri data kamu secara langsung.
Modus penipuan seperti ini disebut phishing, yaitu upaya mencuri data pribadi untuk mengakses dompet digital, rekening bank, atau kartu kredit. Hati-hati saat mengklik link atau backlink apa pun yang terdapat dalam email.
Jika penipu mengatasnamakan bank tertentu, lebih baik hubungi customer service bank yang bersangkutan untuk memastikan tawaran tersebut dan menghindari menjadi korban penipuan.
4. Pesan Berantai
Selain melalui email, pesan berkedok KTA juga seringkali masuk melalui WhatsApp. Pelaku akan membuat broadcast dengan pesan seperti "butuh dana cepat," "butuh biaya perobatan," "butuh pinjaman untuk membuka usaha," dan lain sebagainya. Pesan ini kemudian dikirimkan ke nomor ponsel secara acak.
Dalam broadcast tersebut, biasanya disematkan link atau nomor telepon yang dapat dihubungi jika membutuhkan KTA. Sebaiknya, abaikan saja pesan tersebut karena ini merupakan salah satu bentuk penipuan.
Jika benar-benar membutuhkan dana cepat, lebih baik hubungi bank atau fintech P2P lending melalui nomor telepon resmi atau datang langsung ke kantor cabang. Ini lebih aman dan dapat dipastikan bebas dari penipuan.
5. Permintaan Informasi Kartu Kredit
Beberapa penipu meminta korban untuk memberikan informasi kartu kredit, seperti 16 digit angka pada kartu dan kode CVV. Meskipun modusnya berpura-pura ingin mengirimkan hadiah uang tunai, saldo dompet digital, cashback, atau voucher belanja, jangan percaya! Informasi kartu tersebut dapat digunakan penipu untuk menguras isi kartu kreditmu.
Jika pihak bank atau siapa pun ingin memberikan hadiah, mereka tidak akan meminta informasi krusial seperti itu. Jangan mudah tergiur dengan pemberian apapun.
6. "Jurus Memaksa"
Mengajukan pinjaman secara online menjadi alternatif yang sangat populer saat ini. Selain mudah, cara ini praktis karena tidak memerlukan panggilan atau kunjungan ke kantor cabang bank. Biasanya, ada pihak yang melakukan follow up. Jika proses follow up terasa berlebihan hingga terkesan memaksa, lebih baik untuk tidak melanjutkannya, terutama jika kamu sedang membutuhkan dana.
Selain berpotensi penipuan, cara ini juga dianggap kurang sopan. Pihak bank atau fintech P2P lending seharusnya memberikan pelayanan yang baik agar kamu mau menggunakan produk yang mereka tawarkan.
Waspadalah saat Mengajukan Pinjaman
Itulah modus penipuan KTA yang sering digunakan. Tingkatkan kewaspadaan agar kamu tidak menjadi korban. Jika memang ingin mengajukan pinjaman, lakukan di bank atau fintech resmi yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.