Polemik Pembangunan Smelter Nikel Sulawesi Selatan: Kontroversi di Balik Lahan Pertanian dan Komitmen Ramah Lingkungan Tak Gentar Walau Disogok 10 Trilliun
tambangan-ELG21/pixabay-
Warga mengklaim kepemilikan lahan sejak tahun 2000, sementara PT. BMS mengklaim memiliki sertifikat lahan sejak 2017.
Pihak PT. BMS akhirnya buka suara mengenai kontroversi ini, mengungkap bahwa mereka telah membeli tanah masyarakat untuk pembangunan pabrik sejak 2016.
Jusuf Kalla juga menegaskan komitmennya untuk menggunakan 100 persen tenaga kerja dari dalam negeri.
Dengan segala kontroversi dan polemik, pembangunan Smelter Nikel di Sulawesi Selatan menjadi sorotan dalam pembicaraan publik.
Sebuah proyek besar yang mencoba mencapai keseimbangan antara kontribusi ekonomi dan pelestarian lingkungan, namun tetap menimbulkan pertanyaan dan keprihatinan dari masyarakat sekitar.***